Secangkir Kopi Pahit dan Manisnya Gula Aren dari Lereng Bali Utara (Pedawa)

03 Desember 2025 07:18:05 WITA

Desa Pedawa merupakan salah satu desa Bali Aga yang terletak di Kabupaten Buleleng, Bali. Desa ini dikenal dengan berbagai kekhasannya, mulai dari aspek sosial, budaya, adat istiadat, hingga kuliner. Salah satu kuliner khas yang melekat pada masyarakat Pedawa adalah secangkir kopi pahit yang disajikan bersama gula aren. Kebiasaan ini sudah ada dari dahulu. “Minum kopi bersama gula aren itu ada dari dulu, sebelum kebun beralih fungsi seperti sekarang. Kopi yang diseduh disajikan bersama gula aren sebagai teman ngopi. Dengan memakan gula aren bersama kopi dapat menambah energi” ungkap I Wayan lilit.

Kopi dan gula aren tidak hanya menjadi bagian dari keseharian masyarakat Pedawa, tetapi juga mencerminkan cara hidup yang dekat dengan alam. Di masa lalu, hampir seluruh kebutuhan sehari-hari dipenuhi dari hasil kebun. Kopi dan gula aren menjadi simbol kemandirian masyarakat desa sekaligus bagian dari identitas budaya yang diwariskan turun-temurun. “Gula aren atau gula bali dijadikan pendamping kopi, karena dulu masih jarang da jajanan. Hasil dari kebun seperti talas, labu, dan jali kemudian diolah dan dijadikan pendamping kopi. Di daerah lain mungkin minum kopi dengan campuran lain, tetapi disini asli serbuk kopi” imbuh  I Ketut Bersama Pokdarwis Bidang Kebudayaan.

Dulu anak-anak di desa Pedawa dibekali sekeping gula aren untuk dikonsumsi. Setelah mereka beranjak dewasa baru mencoba meminum kopi khas pedawa. “Dari SD kami sudah mulai mengkonsumsi gula aren. Saya dari kelas 2 SD sudah mengkonsumsi gula aren, tetapi kopinya setelah tamat SD baru mulai mengkonsumsi. Dulu sangat jarang ada beras di sini, kami dulu hanya diberikan talas sebagai pengganti nasi saat pagi hari atau pisang raja. Saat  mengkonsumsi gula aren satu takar mampu memberikan energi satu hari dan menghilangkan lapar. Selain itu, gula aren juga mampu menyembuhkan sakit kepala, yang membuat adanya kebermaknaan pada kesehatan disaat mengkonsumsi gula aren” pungkasnya.

Rasa dan aroma kopi Pedawa yang pahit legit berpadu dengan manis gurihnya gula aren, menghasilkan cita rasa yang khas. Meski pahitnya kopi sering kali lebih dominan di lidah, perpaduan kopi, gula aren, dan ubi keladi yang dikonsumsi bersamaan memberikan sensasi kenikmatan tersendiri. “Kebiasaan minum kopi khas pedawa ini dilakukan dengan cara, meminum kopinya terlebih dahulu baru disusul dengan gula aren. Namun jika dibalik gula aren terlebih dahulu baru kopi, rasanya akan sedikit berbeda. Dulu bahkan serbuk kopinya dicampur dengan gula aren kemudian dimakan”  terang  I Ketut Bersama.

Kebiasaan minum kopi khas Pedawa dilakukan dua kali dalam sehari. “Minum kopi bersama gula aren hanya bisa dilakukan saat pagi dan sore. Siangnya kita bisa makan gula tetapi dengan minum air dingin” ucap Wayan Lilit.

Kopi Pedawa dikenal memiliki rasa pahit yang menggigit lidah dengan aroma harum yang menggoda. Saat sepotong gula aren mulai meleleh di mulut dan disusul dengan tegukan kopi pahit Pedawa, rasa pahit yang nikmat langsung menyatu di lidah. Sensasinya unik dan sulit dilupakan, bahkan membuat siapa pun ingin mencobanya lagi dan lagi. “Dulu ada tamu minum kopi bersama gula aren sampai nambah karena dia sangat suka,” imbuh Ketut Arya Wirawan Kadus Pedawa

Kebiasaan minum kopi dengan gula aren berawal dari keterbatasan gula putih di masa lalu. “Kita yang bekerja di kebun atau di sawah minum kopi dengan gula aren karena dulu jarang adanya gula putih. Gula aren yang kami konsumsi menjadi sumber energi, apalagi pagi ngopi bersama ketela, ubi, dan gula aren juga membantu agar kami tidak lapar,” sambungnya.

Walaupun sudah ada sedikit perubahan cara menghidangkan ubi bersama dengan kopi dan gula aren, tidak membuat cita rasanya hilang. Nikmatnya ubi keladi yang ditaburi parutan kelapa menambah rasa gurih dan sedikit asin. Namun jika disajikan dengan ubi keladi polos bersama secangkir kopi pahit yang beradu dengan manisnya gula aren di dalam mulut juga tidak kalah nikmat.

Di Desa Pedawa, terdapat berbagai jenis gula aren seperti gula batok, gula let, gula kicak, gula icah, gula kerikan, dan gula mini. Semua jenis gula ini dapat disajikan bersama kopi pahit khas Pedawa. Namun, yang paling sering digunakan adalah gula mini atau gula permen, gula batok, dan gula semut.

Kuliner khas ini juga menjadi suguhan dalam acara-acara tertentu. “Pada pertemuan di bale banjar atau acara-acara keluarga atau ada tamu maka akan disajikan kopi dan gula. Tidak hanya gula aren yang disuguhkan, tetapi juga gula putih. Jadi nanti bisa memilih, menikmati kopi dengan gula aren atau gula putih. Namun jika di acara-acara besar tidak disuguhkan kuliner tersebut,” ungkap Ketut Arya Wirawan Kadus Pedawa yang juga salah satu petani gula aren di Pedawa.

Saat ini kebiasaan minum kopi khas pedawa sudah semakin terkikis, karena banyak anak muda bahkan orang tua mulai minum kopi bercampur gula putih. “Orang-orang muda sekarang mungkin belum merasakan minum kopi khas pedawa. Untuk minum kopi khas Pedawa bisa ditakar dengan satu sendok teh dengan satu keping gula aren. Namun sekarang bisa juga sesuai dengan selera orang masing-masing” ungkap  I Ketut Bersama.

Kebiasaan minum Pedawa kita sudah berganti. “Sekarang minum kopi sudah dicampur dengan gula putih, karena gula aren sekarang sudah langka. Dulu leluhur kami selalu minum kopi dengan gula aren, yang mampu menghilangkan rasa lapar ketika beraktivitas apalagi berkebun” imbuh Wayan Lilit.

Masyarakat desa Pedawa memiliki harapan terkait kebiasaan minum kopi bisa dikembalikan dan dipertahankan. “Saya harap kebiasaan minum kopi ini bisa dilakukan seperti dulu, karena rasanya lebih nikmat” ungkap Ketut Bersama.

Wayan Lilit juga memiliki harapan yang sama seperti Ketut Bersama terkait kebiasaan yang ada di desa Pedawa. “Saya sebagai orang tua di desa Pedawa, berharap pemeliharaan pohon aren kembali dilakukan. Pekerjaan orang-orang tua dulu juga bisa terus dilakukan, tetapi sayangnya anak muda sekarang jarang menghiraukan hal seperti itu” tutup Wayan Lilit.

Kebiasaan minum kopi pahit dengan gula aren menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas Desa Pedawa. Selain menyuguhkan cita rasa nikmatnya suguhan kopi pahit dengan gula aren, kebiasaan ini juga mencerminkan kehidupan masyarakatnya yang menjunjung rasa  kebersamaan. Di tengah perubahan zaman, pelestarian kebiasaan  ini penting untuk menjaga kekayaan budaya lokal agar tidak hilang ditelan modernitas. Dari lereng Bali Utara, secangkir kopi Pedawa mengajarkan kita bahwa warisan leluhur bukan hanya untuk dikenang, tetapi juga untuk terus dirawat dan dinikmati bersama.

Komentar atas Secangkir Kopi Pahit dan Manisnya Gula Aren dari Lereng Bali Utara (Pedawa)

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Media Sosial

FacebookYoutube

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Kalender Bali

Lokasi Pedawa

tampilkan dalam peta lebih besar