Posyandu Kasih Ibu Desa Pedawa, Lawan Stunting: Capaian Kehadiran Balita Lampaui Target

03 Desember 2025 15:46:08 WITA

Pedawa – Pelaksanaan Posyandu Kasih Ibu di Banjar Dinas Bangkiang Sidem, Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, menunjukkan efektivitasnya sebagai garda terdepan dalam pemantauan kesehatan anak dan pencegahan stunting di tingkat desa. Kegiatan bulanan yang rutin terselenggara ini berhasil mencatatkan tingkat kehadiran balita di atas 80%, melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh Puskesmas.

Sistem Terpadu dan Pemantauan Detail

Kegiatan Posyandu Kasih Ibu di Desa Pedawa terselenggara secara rutin sebulan sekali di setiap dari enam dusun yang ada, bertempat di bale dusun yang terintegrasi dengan kegiatan PAUD. Komang Hermayani (38), seorang kader berpengalaman selama empat tahun, menjelaskan bahwa posyandu biasanya berlangsung dari pukul 09.00 hingga 11.00 WITA.

Dengan sasaran total sekitar 38 balita di Banjar Dinas Bangkiang Sidem. Identifikasi anak berisiko stunting dilakukan melalui pengukuran antropometri yang sangat detail, meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar lengan, dan lingkar kepala. Data ini kemudian dilaporkan ke bagian gizi Puskesmas untuk dianalisis lebih lanjut.

"Jika ditemukan indikasi stunting, anak akan langsung mendapat perhatian khusus," ujar Hermayani. Perhatian tersebut berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) spesifik, seperti susu, pisang, atau telur, diikuti dengan pemantauan yang lebih ketat pada kunjungan bulanan berikutnya. Para kader juga secara berkala menerima pelatihan dari desa maupun pemerintah terkait penanganan dan edukasi stunting kepada orang tua, serta aktif memberikan penyuluhan pola makan dan perawatan anak selama kegiatan posyandu.

Kolaborasi Puskesmas dan Tantangan di Lapangan

Ni Luh Sukrasih, petugas Puskesmas yang bertugas di wilayah Desa Pedawa, membenarkan bahwa indikator keberhasilan posyandu salah satunya adalah tingkat kehadiran balita, yang mana Desa Pedawa telah melampaui angka 80 persen. Kerja sama antara posyandu dan puskesmas berjalan baik melalui pengiriman data pertumbuhan anak untuk diolah dan dianalisis di Puskesmas.

Sukrasih menekankan bahwa faktor penyebab stunting bersifat multifaktorial, tidak hanya dipengaruhi oleh asupan makanan, tetapi juga pola asuh, pemberian ASI, serta kondisi kesehatan bawaan. "Di wilayah ini kami menemukan satu kasus anak dengan kelainan bawaan jantung yang berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan," jelas Sukrasih. Secara umum, ia menilai pelayanan kader sudah sangat baik, proaktif, dan masyarakat jarang melayangkan keluhan.

Meskipun demikian, kendala utama yang dihadapi kader adalah ketidakhadiran beberapa orang tua yang disebabkan oleh jarak rumah yang jauh atau bentrok dengan jadwal pekerjaan orang tua. Namun, Hermayani menilai positif bahwa masyarakat kini sudah lebih terbuka dan memiliki kesadaran tinggi untuk mendengarkan informasi mengenai gizi dan stunting. Dukungan dari Pemerintah Desa pun optimal, mencakup alokasi PMT, insentif kader, serta penyediaan sarana prasarana standar posyandu.

Apresiasi dan Dampak Langsung dari Peserta

Kesadaran dan partisipasi aktif orang tua menjadi kunci sukses program ini. Kadek Diantari, ibu dari dua anak, mengungkapkan bahwa ia rutin hadir sesuai jadwal, bahkan sering didampingi oleh suaminya. "Pelayanan di sini mudah dipahami dan sangat membantu memantau perkembangan anak-anak kami," tuturnya.

Dampak langsung program ini dirasakan oleh Ketut Mirpa Tensi (25), orang tua dari Kadek Wiguna Pradnya Putra, yang teridentifikasi berisiko stunting. Berkat pemeriksaan di posyandu, sang anak yang kini berusia tiga tahun segera mendapatkan pendampingan gizi berupa susu dan tiga butir telur rebus setiap hari, ditambah asupan susu dua kali sehari.

"Layanan posyandu ini sangat membantu. Saya melihat adanya peningkatan pada tinggi badan anak saya setelah rutin mengikuti program pemulihan tersebut," kata Mirpa. Ia mengakui, kendala hadir hanya muncul ketika ada acara keluarga atau upacara adat, namun ia tetap berkomitmen datang karena menilai program dari desa sangat membantu dalam mengontrol perkembangan anaknya.

Posyandu Kasih Ibu Desa Pedawa menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi apik antara kader, puskesmas, dukungan pemerintah desa, dan kesadaran masyarakat dapat menciptakan ekosistem kesehatan yang kuat dan mampu menjadi benteng efektif dalam upaya nasional melawan stunting.

Komentar atas Posyandu Kasih Ibu Desa Pedawa, Lawan Stunting: Capaian Kehadiran Balita Lampaui Target

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Media Sosial

FacebookYoutube

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Kalender Bali

Lokasi Pedawa

tampilkan dalam peta lebih besar